Candi Prambanan
adalah candi Hindu terbesar di Indonesia, dengan sejarah dimulai sekitar
pertengahan abad ke-9. Meskipun asal usul pembangunannya tidak sepenuhnya
jelas, peneliti sejarah memperkirakan Raya Balitung Maha Sambu, seorang raja
dari Wangsa Sanjaya, mungkin menjadi pembangunnya. Dugaan ini berdasarkan
prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar candi dan kini disimpan di Museum
Nasional Jakarta, yang berasal dari tahun 856 Masehi pada masa kepemimpinan
Rakai Pikatan.
SEJARAH DAN KISAH
PRAMBANAN
Berdasarkan
prasasti Syiwagrha, Candi Prambanan didirikan untuk memuliakan Dewa Syiwa.
Nama-nama seperti Syiwargha (Rumah Syiwa) dan Syiwalaya (Ranah Siwa atau Alam
Siwa) merujuk pada kompleks candi ini, seperti yang dijelaskan dalam buku
"Seni Rupa Indonesia dalam Perspektif Sejarah" oleh Purwo Prohatin,
S.Sn., M.Hum.
Candi Prambanan memiliki legenda
sejarah, termasuk perebutan kekuasaan antara Dinasti Sailendra dan Sanjaya di
Jawa Tengah. Kisah ini melibatkan tokoh seperti Prabu Baka (mungkin Raja
Samaratungga dari Sailendra), Rakai Pikatan (Bandung Bondowoso),
Pramodhawardhani (putri Samaratungga, istri Rakai Pikatan), yang dikenal
sebagai Rara Jonggrang.
Rara Jonggrang
terkait dengan Candi Sewu, yang merupakan candi-candi tidak selesai oleh
Bandung Bondowoso. Arca Durga di ruang utara candi utama dianggap sebagai
perwujudan Rara Jonggrang yang dikutuk menjadi batu karena ingkar janji.
Pembangunan candi terus disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram, seperti
Raja Daksa dan Raya Tulodong, serta melibatkan pembangunan ratusan candi
tambahan di sekitar candi utama.Fungsi kompleks candi ini adalah sebagai tempat
upacara-upacara penting Kerajaan Mataram.
PENEMU CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan
ditemukan pada tahun 1733 oleh C.A. Lons, seorang surveyor Belanda di bawah Sir
Thomas Stamford Raffles. Meskipun Raffles memerintahkan penyelidikan lebih
lanjut, reruntuhan Candi Prambanan terlantar hingga beberapa puluh tahun.
Pada tahun 1880-an, penggalian
dilakukan, namun ini menyebabkan penjarahan ukiran dan batu candi meningkat.
Isaac Groneman, pemerhati arkeologi dan budaya Belanda, kemudian melakukan
pembongkaran candi, menyebabkan batu-batu candi ditempatkan sembarangan di sepanjang
Sungai Opak. Arca dan relief candi bahkan diambil oleh warga Belanda untuk
dijadikan hiasan taman.
Pada tahun
1902-1903, pemimpin pemugaran Candi Borobudur, Theodoor van Erp, mulai
memelihara bagian Candi Prambanan yang rawan runtuh. Perawatan ini dilanjutkan
pada tahun 1918 oleh Jawatan Purbakala di bawah P.J. Perquin, mengikuti kaidah
arkeologi.
De Haan melanjutkan perawatan pada
tahun 1926 hingga 1930, digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga tahun 1942.
Renovasi Candi Prambanan kemudian diserahkan kepada Pemerintah Indonesia,
berlanjut hingga 1993, dengan pemugaran Candi Syiwa, candi utama kompleks,
selesai pada tahun 1953. Pada 1999, Candi Prambanan diakui sebagai Situs
Warisan Dunia oleh UNESCO.
Candi Prambanan,
yang terletak di Yogyakarta, Indonesia, merupakan sebuah kompleks candi Hindu
yang menakjubkan, dan merupakan salah satu situs bersejarah terpenting di
wilayah ini. Dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh dinasti Mataram, kompleks
candi ini mencerminkan kejayaan kebudayaan Hindu-Buddha pada masa itu. Dengan
tinggi mencapai 47 meter, Candi Prambanan menara dengan megahnya, menunjukkan
kepiawaian arsitektur yang luar biasa. Bangunan utamanya dikelilingi oleh
beberapa candi kecil yang menghiasi area sekitarnya. Kompleks ini secara
keseluruhan mencerminkan pemahaman mendalam tentang astronomi dan matematika
pada zamannya.
Salah satu hal yang membuat Candi Prambanan begitu istimewa adalah relief-reliefnya yang menggambarkan kisah epik Ramayana. Setiap panel relief di dinding candi dengan teliti menceritakan bagian dari cerita ini, menghidupkan kembali legenda dan mitologi Hindu dalam bentuk seni yang indah.
Prambanan tidak
hanya menjadi pusat keagamaan, tetapi juga menjadi bukti pertukaran budaya
antara Indonesia dan India pada masa lampau. Pengaruh seni dan arsitektur India
sangat terasa dalam desain candi ini. Namun, meskipun dipengaruhi oleh budaya
asing, Candi Prambanan tetap mengakomodasi keunikan lokal dalam unsur-unsurnya.
Dengan keberagaman dan keindahan seninya, Candi Prambanan bukan hanya sebuah
monumen bersejarah, tetapi juga menandakan harmoni antara agama dan seni rupa
di Nusantara. Kehadirannya menjadi simbol warisan budaya yang kaya dan penting
bagi Indonesia serta dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar